Fiksi & Reality

Aku bukan siapa-siapa. . . 

Mencoba mengingat masa dimana kita kecil dulu mungkin terasa menyenangkan bagi sebagian orang. Memang begitulah yang ku alami. Semuanya tampak indah bagi ku, karena sebagai anak-anak memang tak ada beban apapun kecuali bermain-bermain dan bermain.

Di kesempatan ini saya akan mencoba menceritakan kisah nyata kehidupan saya, kejadiaan-kejadian unik, peristiwa-peristiwa menyenangkan dan menyedikan akan saya kupas tuntas dalam cerita ku ini . . . .

WAIT AND SEE. . .

Masa kecil yang menyenangkan.

Nama lengkap ku adalah Andriyan. Cukup singkat dan begitulah orangtua ku memberikan nama kepada ku. Tak lain harapan orang tua semoga kelak menjadi anak yang berguna bagi orangtuanya, bangsa, agama dan negara. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Adik ku terlahir setelah usia ku 9 tahun. Adik ku itu laki-laki yang di beri nama Alfian cukup singkat sesingkat nama yang ku punya juga. Di usia yang kurang dari 1 tahun adik ku mengalami sakit panas dan selalu menangis. menangapi hal tersebut bapak ku yang sering aku panggil Pak e membawa ke manteri desa dan diobatilah oleh manteri tersebut. namun karena beberapa hari tidak mengalami perkembangan orang tua ku membawa ke pengobatan alternative yaitu dukun yang dikala itu masih menjadi trend di masyarakat pedesaan. dengan analisa bahwa ditempeli dan diganggu mahluk halus maka si dukun menoba menyembuhkan dan mengusir mahluk halus tersebut. dan Alhamdulillah berkat dukun tersebut mengaku telah mengusirnya dan menjadi sembuh.
Hal itu memang benar adanya setelah itu adik ku menjadi normal dan tidak panas dan menangis lagi, namun ada permintaan dari dukun itu bahwa nama itu harus di ganti karena nama itu dirasa terlalu memberatkan bagi adik ku dan dukun tersebut memberinya nama Remondo. Orang tua ku menerima pemberian nama tersebut dan mengadakan syukuran atas kesembuhan adikku dan pergantian namanya. selang beberapa tahun ketika adiku sudah mulai masuk sekolah nama tersebut di padukan menjadi Alfian Remondo. 
 Orangtua ku hidup di pedesaan yang kala itu masih sangat jauh dari daerah perkotaan. tentu bisa dibayangkan. . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar